Minggu, 21 April 2013


ILMU PELET

 Tidak bisa dipungkiri meski kita hidup dijaman era teknologi dan internet, tapi sebagian masyarakat dinegeri ini masih ada yang mengamalkan ilmu Pelet. Karena urusan “cinta” memang tidak terpengaruh oleh jaman. Akan selalu menarik untuk diselami dijaman apa saja.

Istilah “Cinta Ditolak Dukun bertindak” sekarang saya ganti menjadi “Cinta Ditolak, Ilmu Pelet bertindak” hehehe… Boleh-boleh saja tho? Lha..dijaman serba internet sekarang ini untuk mendapatkan ilmu pelet tidak harus datang ke dukun koQ. Sudah banyak ilmu-ilmu pelet yang dijabarkan didunia maya ini. Walaupun banyak juga yang ngawur, baik riwayat, rapal doa/mantera maupun ngawur tatacara ritualnya. Tak heran bila banyak yang gagal, akhirnya merasa tertipu ilmu ghaib, dan akhirnya malah bikin tambah ruwet masalah.

Ilmu Pelet apapun itu jenis rapal manteranya, media peletnya dan cara penggunaannya tapi cara kerjanya sama. Mirip seperti hipnotis yang sering Romy Rapael lakukan di TV itu. Cuma bedanya bila hipnotis itu tidak menggunakan Aji Mantera, tanpa ritual yang aneh-aneh untuk mempengaruhi korbannya. Sedangkan Ilmu Pelet kebanyakan menggunakan mantera, ritual atau benda tertentu (jimat) untuk dapat mempengaruhi orang yang jadi sasaran pelet. Lebih ekstrimnya Ilmu Pelet itu mempunyai kesan “memaksa”. Tapi keduanya mempunyai kesamaan, yaitu mempengaruhi alam bawah sadarnya seseorang.

Jadi Ilmu Pelet artinya ritual ilmu yang mengandung kekuatan ghoib untuk menebarkan hasrat yang diinginkan, menaklukan hati seseorang agar menjadi cinta, namun cenderung memiliki unsur pemaksaan. Kenapa disebut pemaksaan, karena kerja ilmu pelet itu mendayagunakan kekuatan gaib yang dapat mengambil alih kontrol pikiran sang korban. Sehingga yang awalnya benci seketika setelah terkena ilmu pelet langsung bisa berubah menjadi cinta. Awalnya sombong menjadi takluk setengah mati mengemis cinta. Bahkan bisa gila bila tidak ditemui oleh orang pelaku ilmu Pelet. Dari sini tampak jelas, ada unsur pemaksaan, perubahan jiwa (cinta) tidak natural, tidak berjalan alami. Dan hanya dengan media kekuatan gaib yang bisa melakukannya.

Contohnya adalah seseorang yang terkena Ilmu Pelet Jaran Goyang (Jaran= kuda), maka orang tersebut akan menjadi tergila-gila, cinta setengah mati kepada sang pelaku pelet, sering mengigau memanggil-manggil nama pelaku pelet tadi. Dan bila dalam jangka waktu tertentu tidak ditemui oleh sang pelaku pelet maka korban bisa saja gila beneran. Korban akan menjadi tenang setelah  pelaku pelet memberinya obat penawar, biasanya berupa air putih yang telah dibacakan mantra Penawar Ajian Jaran Goyang. Saat itu korban tidak lagi mengigau tidak jelas seperti orang gila, akan menjadi kelihatan normal namun tetap dalam pengaruh pelet Jaran Goyang.

Berikut Ajian Jaran Goyang yang pernah saya dapatkan dulu ketika masih gandrung (suka) berburu ilmu-ilmu gaib. Saya dokumentasikan hingga sekarang.

“Sun matek ajiku si Jaran Goyang tak goyang ing tengah latar upet-upetku lawe benang pet sabetake gunung gugur, pet sabetake lemah bangka, pet sabetake segara sat, pet sabetake ombak gede sirep, pet sabetake atine si ….bin… cep sido edan ora mari-mari yen ora ingsun sing nambani.”

Mantera pengobatannya:

“Sun matek ajiku si Jaran Goyang, Kaki danyang Nyai danyang kompi jenggot sing nempel neng engone si…balio nang….(dan seterusnya).

Nampak jelas, dari rapal manteranya, korban akan menjadi gila bila tidak diberi penawar oleh sang perapal ilmu Ajian JaranGoyang. Dari mantera penawarnya, sang perapal Ajian pelet ini menyuruh pergi (balik) makhluk halus dari Ajian Jaran Goyang yang bersemayam di badan sang korban.

Untuk mendapatkan ilmu Pelet, sekarang tidak sulit lagi, tidak perlu ke dukun, seperti yang saya katakan diatas. Kemajuan teknologi memberi berbagai kemudahan untuk mendapatkan berbagai informasi. Tak terkecuali tentang Ilmu Pelet. Meski banyak juga yang mengajarkan ilmu setengah-setengah, tanpa mantera penawarnya. Entah apa jadinya kalau benar-benar diamalkan, tahu-tahu korban jadi gila teriak-teriak memanggil nama sang pelaku pelet, apa tidak malu tuh? Ketahuan donk kalau sedang pake ilmu Pelet. 

Intinya darimana pun ilmu Pelet itu didapat, selama benar rapal mantera, tatacara ritualnya dan syarat-syaratnya terpenuhi, maka tidak mustahil seseorang bisa berhasil menguasainya.

Gaya bahasa rapal mantera ilmu Pelet bermacam-macam, biasanya tergantung dari daerah mana mantera pelet itu berasal. Ritualnya biasanya menggunakan puasa Mutih, Ngebleng, Patigeni dll. Media Pelet bisa berupa energi sugesti, bisa juga energi langsung Jin (makhluk gaib), media jimat seperti buluh perindu, minyak mani gajah, boneka (voodoo), rambut, kain yang pernah dipakai sang korban, atau kain mori dari orang mati dan sebagainya.

0 komentar:

Posting Komentar